Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia dan Kementerian
Transkrypt
Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia dan Kementerian
~ ~ REPUBLIK INDONESIA MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA KEMENTERIAN LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA DAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI REPUBLIK POLANDIA MENGENAI KONSULTASI BILATERAL Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia dan Kementerian Luar Negeri Republik Polandia (selanjutnya disebut sebagai "Para Pihak"), Mengakui adanya kebutuhan untuk meningkatkan dan memperdalam hubungan bilateral antara Republik Indonesia dan Republik Polandia sebagaimana yang ditunjukkan oleh kerjasama yang ada di tingkat pemerintah dan non-pemerintah; Berkeinginan untuk memperkuat hubungan persahabatan antara kedua negara dan bangsa dan untuk meningkatkan dialog dan ke~a sama berdasarkan keterbukaan, saling menghormati dan manfaat bersama berdasarkan pada prinsip-prinsip persamaan kedaulatan, penegasan penghormatan dan dukungan terhadap kedaulatan, integritas wilayah, kesatuan nasional dan kemandirian politik, dan juga non-intervensi dalam permasalahan internal satu sama lain; 1 Dipandu oleh kerja sama yang telah lama terbina antara Perhimpunan Bangsa- Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan Uni Eropa (UE), dan prinsip-prinsip dan kerangka yang tercermin dalam Persetujuan mengenai Kemitraan dan Ke~a Sarna antara Indonesia dan Uni Eropa; Berkeinginan untuk mengembangkan jenis hubungan baru yang nyata dan lebih mendorong konsultasi langsung antara Para Pihak di semua tingkatan; Mengakui pentingnya membentuk mekanisme untuk menyelenggarakan konsultasi-konsultasi regular antara Para Pihak terkait isu-isu hubungan bilateral, regional dan global yang menjadi kepentingan bersama, dipandu oleh prinsipprinsip dan tujuan dari Perserikatan Bangsa Bangsa; Menyadari bahwa mekanisme tersebut akan memfasilitasi konsultasi termasuk penyelengaraan pertemuan-pertemuan regular, terstruktur dan ad hoc; Meyakini bahwa mekanisme pada semua aspek hubungan bilateral, regional dan isu-isu global yang menjadi kepentingan bersama akan memberikan kontribusi bagi sating pemahaman yang lebih baik dan untuk mengembangkan hubungan persahabatan di antara kedua bangsa dan negara; Sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku di kedua negara; Telah mencapai sating pengertian berikut: PASALI TUJUAN Para Pihak dengan ini membentuk suatu mekanisme Konsultasi Bilateral pada tingkat Menteri Luar Negeri atau Pejabat Senior seperti Direktur Jenderal/ Wakil Menteri Luar Negeri atau Direktur di Kementerian Luar Negeri Republik 2 Indonesia dan Kementerian Luar Negeri Republik Polandia, sebagaimana mestinya, untuk meninjau, memberikan pengarahan dan mengembangkan lebih jauh hubungan bilateral antara Para Pihak di berbagai bidang yang menjadi kepentingan bersama. PASAL II LINGKUP KERJA SAMA Para Pihak akan melakukan Konsultasi dan pertukaran pandangan mengenai masalah-masalah yang menjadi kepentingan bersama khususnya pada bidang berikut, namun tidak terbatas pada: 1. Masalah bilateral yang dapat mencakup isu politik, pertahanan dan keamanan, ekonomi, perdagangan dan investasi, kesehatan, sosial, pendidikan dan budaya, ilmu pengetahuan dan penelitian, lingkungan, energi, transportasi dan kekonsuleran dengan: a. Mengkaji, memantau dan mengevaluasi pelaksanaan pe~anjian yang telah disepakati oleh Para Pihak; b. Mengidentifikasi, menganalisa dan mengevaluasi kerja sama yang mungkin dilakukan di masa depan; c. Merekomendasikan kedua pemerintah masing-masing mengenai langkahlangkah yang perlu diambil untuk menghasilkan hasil yang nyata dan mengelola kemajuan hubungan bilateral; d. Mempromosikan area ke~a sama baru yang memungkinkan untuk memperluas dan memperdalam hubungan bilateral yang telah disepakati oleh Para Pihak melalui saluran diplomatik. 2. lsu-isu regional yang menjadi kepentingan bersama yang mungkin berkaitan dengan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), Uni Eropa (UE) dan ke~a sama regional lainnya. 3 3. lsu-isu global yang menjadi kepentingan bersama, termasuk masalah yang berkaitan dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan forum dan organisasi internasionallainnya. 4. Para Pihak akan memajukan kerja sama dan konsultasi pada tingkat misi diplomatik dan konsuler Republik Indonesia dan Republik Polandia di negara-negara ketiga. PASAL Ill MEKANISME KONSULTASI 1. Konsultasi akan diadakan sekali setiap 2 (dua) tahun atau pada waktu yang disepakati bersama oleh Para Pihak, secara bergantian di Republik Indonesia dan Republik Polandia atau di sela-sela konferensi internasional sebagaimana disepakati bersama. Rincian mengenai tanggal, tempat, agenda dan tingkat perwakilan untuk Konsultasi tersebut akan disepakati melalui saluran diplomatik. 2. Para Pihak akan menjamin kerahasiaan hasil dari Konsultasi, termasuk dokumen-dokumen dan informasi yang dipertukarkan antara mereka dan tidak akan memindahkan atau memberikan hasil tersebut kepada pihak ketiga tanpa persetujuan terlebih dahulu dari Pihak lainnya. 3. Setiap kali dipandang perlu, Para Pihak dapat membentuk, berdasarkan kesepakatan bersama secara tertulis melalui saluran diplomatik, sebuah kelompok kerja ad hoc untuk membahas isu-isu spesifik yang menjadi kepentingan bersama. 4. Para Pihak dapat mengundang badan pemerintah lainnya yang relevan untuk mengambil bagian dalam Konsultasi, atau menjadi bagian, serta peke~aan lain dalam kaitannya dengan penanganan, peninjauan dan/atau pemantauan aspek-aspek tertentu dari hubungan bilateral, yang dianggap perlu oleh kedua pihak. 4 PASAL IV HUBUNGAN DENGAN PERJANJIAN LAIN, KONVENSI DAN PERJANJIAN INTERNASIONAL LAINNYA Tidak satupun dari ketentuan dalam Memorandum Saling Pengertian ini akan mempengaruhi hak dan kewajiban Para Pihak terkait setiap perjanjian, konvensi dan pe~anjian internasional lainnya dimana mereka adalah bagian dari itu, ataupun tidak menimbulkan hak/kewajiban di luar Mekanisme Konsultasi itu sendiri. PASAL V PENYELESAIAN SENGKETA Perbedaan-perbedaan yang timbul dari interpretasi atau implementasi Memorandum Saling Pengertian ini akan diselesaikan secara damai melalui konsultasi dan negosiasi di antara Para Pihak. PASALVI PERUBAHAN 1. Memorandum Saling Pengertian ini dapat direvisi atau diamandemen dengan persetujuan bersama Para Pihak. 2. Revisi atau perubahan dimaksud akan bertaku sesuai dengan ketentuan untuk masa berlaku dalam Pasal VII dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Memorandum Saling Pengertian ini. 5 PASAL VII MASA BERLAKU, JANGKA WAKTU DAN PENGAKHIRAN 1. Memorandum Saling Pengertian ini akan berlaku pada tanggal penandatanganannya. 2. Memorandum Saling Pengertian ini akan tetap berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan akan secara otomatis diperpanjang untuk jangka waktu lima tahun berikutnya kecuali salah satu Pihak memberikan pemberitahuan secara tertulis melalui saluran diplomatik mengenai keinginannya untuk mengakhiri Memorandum Saling Pengertian tersebut minimal 6 (enam) bulan sebelum tanggal pengakhiran yang dikehendaki. Dibuat di New Delhi, pada tanggal 11 bulan November tahun 2013, dalam rangkap dua asli, masing-masing dalam bahasa Indonesia, Polandia dan lnggris, setiap naskah mempunyai keabsahan yang sama. Apabila terdapat perbedaan penafsiran, maka naskah bahasa lnggris yang berlaku. UNTUKKEMENTE~ANLUAR UNTUK KEMENTERIAN LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NEGERI REPUBLIK POLANDIA Signed Signed R.M. MA MINISTER F RADOst.AW SIKORSKI FOREIGN AFFAIRS MINISTER OF FOREIGN AFFAIRS 6 llEPUBLIK IJIDONESIA MEMORANDUM 0 POROZUMIENIU MIE;DZV MNISTERSTWEM SPRAW ZAGRANICZNYCH REPUBLIKIINDONEZJI A MINISTERSTWEM SPRAW ZAGRANICZNYCH RZECZVPOSPOLITEJ POLSKIEJ 0 KONSULTACJACH DWUSTRONNYCH Ministerstwo Spraw Zagranicznych Republiki lndonezji i Ministerstwo Spraw Zagranicznych Rzeczypospolitej Polskiej (zwane dalej "Stronami"), Uznajctc pomi~dzy potrzeb~ wzmocnienia i pogt~bienia dwustronnych relacji Republikct lndonezji i Rzeczpospolitct Polskct, na co wskazuje istniejctca wsp6tpraca na poziomie rzctdowym i pozarzctdowym; Pragnctc wzmocnic przyjazne relacje narodami oraz zintensyfikowac dialog i pomi~dzy wspotprac~ obydwoma krajami i opartct na otwartosci, wzajemnym szacunku, obustronnych korzysciach na zasadach suwerennej r6wnosci, potwierdzajctc poszanowanie i poparcie dla suwerennosci, integralnosci terytorialnej, jednosci narodowej i niezaleznosci politycznej kazdej ze Stron, a taki:e nieingerencji w ich wewn~trzne sprawy; 1 Kieruji\c sifl drugotrwatct wsp6tpracct pomiydzy Stowarzyszeniem Narod6w Azji Porudniowo-Wschodniej (ASEAN) i Unict Europejskct (UE) oraz zasadami i warunkami ramowymi zawartymi w Umowie o Partnerstwie i Wsp6fpracy pomi~zy Republikct lndonezji a Unict Europejskct; PragnC\c rozwinctc nowy, konkretny typ relacji, kt6ry sprzyjac b~dzie bardziej bezposrednim konsultacjom pomi~dzy Stronami na wszystkich poziomach; UznajC\C znaczenie ustanowienia mechanizmu regularnych konsultacji pomi~dzy Stronami dotyczctcych relacji dwustronnych oraz kwestii regionalnych i globalnych stanowictcych przedmiot wsp61nego zainteresowania, kierujctc si~ przy tym zasadami i celami Narod6w Zjednoczonych; ZdajC\C sobie spraw~. ie taki mechanizm b~dzie utatwial konsultacje i obejmie organizowanie regularnych spotkan o ustalonym porzctdku i spotkan ad hoc; Wyra:ZajC\C przekonanie, ie taki mechanizm przyczyni si~ do poprawy wzajemnego zrozumienia i do rozwoju przyjaznych relacji pomi~dzy obydwoma narodami i krajami w zakresie wszystkich aspekt6w stosunk6w bilateralnych oraz kwestii regionalnych i globalnych stanowictcych przedmiot wsp61nego zainteresowania; DzialajC\C zgodnie z przepisami obowiqzujqcymi w panstwach obu Stron; OsiC\gnflly porozumienie w nast~pujctcych kwestiach: ARTYKUt.l CELE Strony niniejszym ustanawiajct mechanizm dwustronnych Konsultacji na poziomie Ministr6w Spraw Zagranicznych lub wyzszych urz~dnik6w takich jak, 2 odpowiednio, Dyrektor Generalny/Sekretarz Stanu lub Dyrektor w Ministerstwie Spraw Zagranicznych Republiki lndonezji i w Ministerstwie Spraw Zagranicznych Rzeczypospolitej Polskiej, w celu om6wienia, wypracowania kierunk6w i dalszego rozwijania relacji dwustronnych pomi~dzy Stronami w r6i:nych dziedzinach stanowiqcych przedmiot wsp61nego zainteresowania. ARTYKUt II ZAKRES KONSULTACJI Strony b~dct przeprowadzac Konsultacje i wymieniac poglqdy na temat kwestii stanowiqcych przedmiot wsp61nego zainteresowania, w szczeg61nosci, ale nie wyJqcznie, w nast~pujqcych obszarach wsp6tpracy: 1. Kwestie dwustronne, kt6re mogq obejmowac sprawy z zakresu polityki, bezpieczenstwa i obronnosci, gospodarki, handlu i inwestycji, ochrony zdrowia, polityki spotecznej, edukacji i kultury, nauki i badan, srodowiska naturalnego, energii, transportu i zagadnien konsulamych, poprzez: a. Przeglqd, monitorowanie i ocen~ wprowadzania w iycie istniejqcych porozumien zawartych przez Strony; b. ldentyfikowanie, analizowanie i ocen~ moi:liwosci przysztej wsp(Hpracy; c. Rekomendowanie obydwu Rzctdom wszelkich niezb~dnych srodk6w w celu wypracowania konkretnych rezultat6w i zarzctdzania rozwojem dwustronnych relacji; d. Promowanie nowych obszar6w wsp6Jpracy, kt6re pozwolq na rozwini~cie i pogl~bienie dwustronnych relacji, zgodnie z ustaleniami powzi~tymi przez Strony kanatami dyplomatycznymi. 2. Kwestie regionalne stanowiqce przedmiot wsp61nego zainteresowania, kt6re mogq obejmowac sprawy odnoszqce si~ do Stowarzyszenia Narod6w Azji Potudniowo-Wschodniej (ASEAN), Unii Europejskiej (UE), czy innych regionalnych form wsp(Hpracy. 3 3. Kwestie globalne stanowic:tce przedmiot wsp61nego zainteresowania, w tym sprawy odnosz~ce si~ do Narod6w Zjednoczonych oraz innych for6w i organizacji mi~dzynarodowych . 4. Strony b~d~ wspierac wsp61prac~ i konsultacje na poziomie miSJI dyplomatycznych i konsularnych Republiki lndonezji i Rzeczypospolitej Polskiej w krajach trzecich. ARTYKUt Ill MECHANIZM KONSULTACJI 1. Konsultacje b~d~ przeprowadzane co 2 (dwa) lata w dowolnym terminie uzgodnionym wsp61nie przez Strony, naprzemiennie w Republice lndonezji i Rzeczypospolitej Polskiej lub przy okazji mi~dzynarodowych konferencji zgodnie ze wsp61nymi ustaleniami. Szczeg6Jy dotycz~ce agendy i poziomu reprezentacji podczas konsultacji b~d~ daty, miejsca, ustalane kanatami dyplomatycznymi. 2. Strony zagwarantuj~ poufnosc Konsultacji, w tym wymienianych mi~dzy nimi dokument6w i informacji, oraz nie b~d~ ich przekazywac lub udost~pniac stronom trzecim bez uprzedniej pisemnej zgody drugiej Strony. 3. Gdy zostanie uznane to za konieczne, Strony mog~ ustanowic, za pisemn~ zgod~ przekazan~ obop61n~ kanaJami dyplomatycznymi, grupy robocze ad hoc w celu przedyskutowania konkretnych kwestii stanowic:tcych przedmiot wsp61nego zainteresowania. 4. Strony mogc:t zaprosic inne wJasciwe podmioty rzctdowe do udziatu w Konsultacjach, ich cz~sci, jak r6wniez do udziaru w innych dziataniach zwic:tzanych z reagowaniem na okreslone aspekty stosunk6w dwustronnych, ich przegl~dem illub monitorowaniem, jesli zostanie to uznane za konieczne przez obie Strony. 4 ARTYKUt IV STOSUNEK WOBEC INNYCH TRAKTAT6W, KONWENCJI ORAZ POROZUMIEN MI~DZVNARODOWYCH laden z artykut6w niniejszego Memorandum o porozumieniu nie narusza praw i zobowi~zan kazdej ze Stron w odniesieniu do traktat6w, konwencji i innych porozumien mi~zynarodowych, kt6rych s~ one stronami, jak r6wniez nie b~dzie ustanawiat praw/obowi~zk6w poza Mechanizmem Konsultacji. ARTYKUt V ROZSTRZYGANIE SPOR6W Wszelkie spory powstate w zwi~zku z interpretacj~ lub stosowaniem niniejszego Memorandum o porozumieniu b~d~ rozwi~zywane polubownie poprzez konsultacje lub negocjacje mi~dzy Stronami. ARTYKUt VI UZUPElNIENIA 1. Niniejsze Memorandum o porozumieniu moze zosta6 poprawione lub uzupetnione za obop61n~ zgod~ Stron 2. Poprawki lub uzupetnienia tego rodzaju wchodz~ w zycie zgodnie z zapisami dotyczctcymi wejscia w zycie zawartymi w Artykule VII i integralnct cz~s6 niniejszego Memorandum o porozumieniu. 5 b~dct stanowity . ARTYKUt. VII WEJSCIE W ZVCIE, OKRES OBOWII\Z)'WANIA I WYPOWIEDZENIE 1. Niniejsze Memorandum o porozumieniu wchodzi w tycie z dniem podpisania. 2. Niniejsze Memorandum o porozumieniu obowiqzuje przez okres 5 lat, po czym b~dzie automatycznie przed~uzane na kolejne (pi~ciu) pi~cioletnie okresy, o ile kana~ami dyplomatycznymi zadna ze Stron nie przekaze drugiej Stronie pisemnego powiadomienia o zamiarze jego wypowiedzenia z przynajmniej szesciomiesi~cznym wyprzedzeniem. Sporzctdzono w New Delhi, 11 listopada 2013 r. w dw6ch jednobrzmictcych egzemplarzach, kazdy w j~zyku indonezyjskim, polskim i angielskim, przy czym wszystkie teksty set jednakowo autentyczne. W razie rozbieznosci w ich interpretacji tekst w j~zyku angielskim jest uwazany za rozstrzygajqcy. W IMIENeiSTERSTWA SPRAW W IMIENIU MINISTERSTWA SPRAW ~~CZNYCH Z tl U ZAGRANICZNYCH t/1 INDONEZJI RZECZVPOSPOLITEJ POLSKIEJ Signed Signed R.M.'MAR11)' M':'NATALEGAWA RADOSt.AW SIKORSKI Minister , praw Zagranicznych Minister Spraw Zagranicznych 6 RBPUBLIK IIIDOIUSIA MEMORANDUM OF UNDERSTANDING BETWEEN THE MINISTRY OF FOREIGN AFFAIRS OF THE REPUBLIC OF INDONESIA AND THE MINISTRY OF FOREIGN AFFAIRS OF THE REPUBLIC OF POLAND ON BILATERAL CONSULTATION The Ministry of Foreign Affairs of the Republic of Indonesia and the Ministry of Foreign Affairs of the Republic of Poland (hereinafter referred to as "the Parties"), Acknowledging the need to enhance and deepen bilateral relationship between the Republic of Indonesia and the Republic of Poland as shown by the existing cooperation in the governmental and non-governmental level; Desiring to strengthen friendly relations between the two countries and peoples and to enhance dialogue and cooperation based on openness, mutual respect, common benefit on the principles of sovereign equality, reaffirming respect and support for the sovereignty, territorial integrity, national unity and political independence of each other, and also non-interference in the internal affairs of one another; 1 Guided by the longstanding cooperation between the Association of South East Asian Nations (ASEAN) and the European Union (EU), and the principles and framework enshrined in the Partnership and Cooperation Agreement between the Republic of Indonesia and the European Union; Wishing to develop a new type of relationship that is concrete and foster more direct consultation between the Parties at all levels; Recognizing the importance to establish a mechanism for holding regular talks between the Parties regarding bilateral relations, regional and global issues of common interest, guided by the principles and the aims of the United Nations; Realizing that such a mechanism would facilitate consultation and would include the holding of regular, structured meetings and ad hoc meetings; Convinced that such mechanism on all aspects of bilateral relations, regional and global issues of common interest will contribute to a better mutual understanding and to the development of friendly relations between the two peoples and countries; Pursuant to the prevailing laws and regulations of the two countries; Have reached the following understanding: ARTICLE I OBJECTIVES The Parties hereby establish a mechanism of Bilateral Consultation at the level of Foreign Ministers or Senior Officials such as Director General/State Secretary or Directors of the Ministry of Foreign Affairs of the Republic of Indonesia and the Ministry of Foreign Affairs of the Republic of Poland, as appropriate, to review, provide directions and further develop bilateral relations between the Parties in various fields of mutual interest. 2 ARTICLE II SCOPE OF CONSULTATION The Parties shall carry out Consultation and exchange of views on matters of common interests in particular in the following areas of cooperation, but not limited to: 1. Bilateral issues which may include political, security and defence, economic, trade and investment, health, social, educational and cultural, science and research, environmental, energy, transportation, and consular matters, by: a. Reviewing, monitoring and evaluating the implementation of existing agreements concluded by the Parties; b. Identifying, analysing, and evaluating possible future cooperation; c. Recommending both respective governments on whatever necessary measures to produce tangible results and manage the progress of bilateral relations; d. Promoting new areas of cooperation that allow the expanding and deepening of bilateral relations as agreed upon by the Parties through diplomatic channels. 2. Regional issues of common interest which may include those relating to the Association of Southeast Asian Nations (ASEAN), the European Union (EU) and other regional cooperation; 3. Global issues of common interest, including issues relating to the United Nations and other international fora and organizations. 4. The Parties shall promote cooperation and consultations on the level of diplomatic and consular missions of the Republic of Indonesia and the Republic of Poland in third countries. 3 ARTICLE Ill MECHANISM OF CONSULTATION 1. The Consultation shall be held every 2 (two) years or at any time mutually agreed by the Parties, alternately in the Republic of Indonesia and the Republic of Poland or in the margin of international conferences as mutually agreed. Details concerning date, venue, agenda and the level of representation of the Consultation shall be agreed upon through diplomatic channels. 2. The Parties shall guarantee the secrecy of the Consultation, including the documents and information exchanged between them and shall not transfer or pass them over to a third party without prior written consent of the other Party. 3. Whenever considered necessary, the Parties may establish, by mutual consent in writing through diplomatic channels, an ad hoc working group to discuss specific issues of common interest. 4. The Parties may invite other relevant government entities to take part in the Consultation, or parts hereof, as well as other work in relation to addressing, reviewing and/or monitoring specific aspects of the bilateral relationship, as deemed necessary by both parties. ARTICLE IV RELATIONSHIP WITH OTHER TREATIES, CONVENTIONS, AND OTHER INTERNATIONAL AGREEMENTS None of the articles in this Memorandum of Understanding will affect the rights and obligations of the respective Parties regarding any treaties, conventions and other international agreements which they are parts of, nor will they generate rights/obligations beyond the Mechanism of Consultation itself. 4 ARTICLE V SETTLEMENT OF DISPUTE Any dispute that arises from the interpretation or implementation of this Memorandum of Understanding shall be settled amicably through consultations or negotiations between the Parties. ARTICLE VI AMENDMENT 1. This Memorandum of Understanding may be revised or amended upon mutual consent of the Parties. 2. Such revision or amendment shall enter into force in accordance with the provisions for entry into force under Article VII and shall constitute an integral part of this Memorandum of Understanding. ARTICLE VII ENTRY INTO FORCE, DURATION AND TERMINATION 1. This Memorandum of Understanding shall enter into force on the date of its signature. 2. This Memorandum of Understanding shall remain in force for a period of 5 (five) years and shall be automatically renewed for successive five-year periods unless one of the Parties notifies the other Party in writing through diplomatic channels of its intention to terminate it at least 6 (six) months prior to the intended date of termination. 5 Done in New Delhi, on 11th day of November in the year 2013 in two original copies, in Indonesian, Polish and English languages, each text being equally authentic. In case of any divergence of interpretation, the English text shall prevail. FOR THE MINISTRY FOR THE MINISTRY OF FOREIGN AFFAIRS OF FOREIGN AFFAIRS OF THE REPUBLIC OF INDONESIA OF THE REPUBLIC OF POLAND Signed R.M. MARTY Signed ~."NATALEGAWA RADOSt.AW SIKORSKI MINISTER FOI FOREIGN AFFAIRS MINISTER OF FOREIGN AFFAIRS 6
Podobne dokumenty
memorandum saling pengertian antara kementerian lingkungan
MENGAKUI perlindungan lingkungan hidup yang efektif membutuhkan kerja sama dan koordinasi global, upaya - upaya, dan kegiatan-kegiatan untuk melindungi lingkungan hidup yang harus dilaksanakan pada...
Bardziej szczegółowo